Dalam psikologi, stimulus atau rangsangan adalah objek atau peristiwa yang memunculkan respon sensorik atau perilaku dari suatu organisme. Dalam konteks ini, perbedaan dibuat antara stimulus distal (objek eksternal yang dirasakan) dan stimulus proksimal (stimulasi organ sensorik).[1]
- Dalam psikologi perseptual, stimulus adalah perubahan energi (misalnya cahaya atau suara) yang dikenal oleh indera (misalnya, penglihatan, pendengaran, rasa, dll) dan merupakan dasar dari persepsi.[2]
- Dalam psikologi perilaku (yaitu, pengkondisian klasik dan instrumental), stimulus merupakan dasar dari terbentuknya perilaku.[2] Model stimulus-respon lebih menekankan hubungan antara stimulus dan perilaku daripada sebuah proses internal hewan (yaitu sistem saraf).[2]
- Dalam psikologi eksperimental, stimulus adalah peristiwa atau objek yang responnya diukur. Dengan demikian, tidak semua yang disajikan kepada peserta memenuhi syarat sebagai stimulus. Misalnya, tanda silang di tengah layar tidak dikatakan sebagai stimulus, karena hanya berfungsi untuk memusatkan pandangan peserta pada layar. Juga, jarang merujuk pada peristiwa yang berdurasi lebih lama (misalnya tes stres sosial Trier) sebagai stimulus, bahkan jika respon terhadap peristiwa semacam itu diukur.
- ^ Hochberg, Julian E. (1964). Perception. Foundations of modern psychology series. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall. hlm. 13. OCLC 193307.
- ^ a b c Gregory, Richard L. (ed.). "Stimulus". The Oxford Companion to the Mind. Oxford; New York: Oxford University Press. hlm. 748. ISBN 019866124X. OCLC 17227958.